Narsis atau PD, Nih?


Jakarta, Jum’at

Cewek berkulit putih dan berambut panjang itu sedang duduk di kelas. Tawa
ceria menghiasi wajahnya. Tiba-tiba dia membuka kancing seragam SMA-nya.
Lalu, ia menunjukkan (maaf) payudaranya. Sekali lagi, sambil tertawa.

Itulah cuplikan salah satu video porno yang beredar di handphone ke
handphone. Walaupun pelakunya remaja, (pakai seragam pula!), ini bukan lagi
suatu fenomena yang mengagetkan. Ada banyak koleksi lain yang lebih berani.
Bahkan, gaya si pelaku pun sudah menyamai bintang porno profesional! Ampun,
deh!

Kalau diperhatikan satu per satu rekaman dan foto-foto seronok itu, tidak
ada satu pun yang mukanya terpaksa. Semua penuh senyum dan malah terlihat
enjoy. Yah, ekspresinya tidak jauh bedalah kalau kita foto-foto dengan HP
atau di photo box. Lebih gawat lagi, banyak di antara pelaku yang sengaja
mengoleksi foto- foto semacam itu di HP-nya. Seperti yang diakui oleh Sisi
(bukan nama sebenarnya), siswi Kelas I SMA di Jakarta Selatan.

“Aku suka saja lihat mukaku di foto. Cantik banget! Pokoknya fotogenik abis
deh. Kalau foto dengan gaya yang aneh-aneh itu sebenarnya aku cuma pengin
buktikan, bukan cuma mukaku yang bagus difoto. Bagian-bagian tubuhku yang
lain juga ternyata kelihatan keren lho kalau difoto.”

Bermula dari hobi difoto. Mengekspos diri. Merasa kalau diri kita kelihatan
oke. Maka timbul keberanian untuk bereksperimen dengan cara yang sebenarnya
melenceng. Kesannya percaya diri (PD) karena bangga pada “aset” yang
dimiliki. Tapi, kok PD-nya keterlaluan ya? Di sini kita suka komentar, “Ih
narsis banget, sih!”

Kenapa narsis?
Menurut Spencer A Rathus dan Jeffrey S Nevid dalam bukunya, Abnormal
Psychology (2000), orang yang narcissistic memandang dirinya dengan cara
yang berlebihan. Mereka senang sekali menyombongkan dirinya dan berharap
orang lain memberikan pujian.

“Narsis itu selalu bilang I. Apa-apa gue. Egosentris sekali,” tambah
psikolog Dra Dharmayati Utoyo Lubis, MA, PhD.

Gawatnya, narsis itu gampang menyerang remaja! Sebab, remaja cenderung
menjadi sangat self conscious alias perhatian banget sama diri sendiri.
Kalau kecenderungan ini makin gawat, muncul imaginary audience dalam pikiran
kita. Kata David Elkind, dalam buku Human Development (Diane Papalia dan
Sally Olds-1998), imaginary audience berarti adanya pikiran kalau semua
orang itu memerhatikan kita. Contohnya, banyak di antara kita yang merasa
jerawat kecil yang muncul tiba-tiba itu bakal jadi perhatian semua orang.
Ini juga yang diakui oleh Sisi. “Aku habis bangun tidur enggak bisa keluar
kamar kalau enggak merapikan dandanan dulu. Paling cepat satu jam, deh. Aku
paling takut orang-orang melihat aku lecek. Habis, nanti diomongin, lagi!”

Mitchell JJ dalam bukunya, The Natural Limitations of Youth, bilang ada lima
penyebab kemunculan narsis pada remaja, yaitu adanya kecenderungan
mengharapkan perlakuan khusus, kurang bisa berempati sama orang lain, sulit
memberikan kasih sayang, belum punya kontrol moral yang kuat, dan kurang
rasional. Kedua aspek terakhir inilah yang paling kuat memicu narsisme yang
berefek gawat.

“Remaja itu suka impulsif. Tapi, enggak mikirin konsekuensi dari
tindakannya,” jelas Bu Yati. Ya… akibatnya muncullah foto-foto seronok
itu.

Ini tidak lepas dari dukungan teknologi. Hampir di semua mal ada photo box.
Malah sekarang banyak studio-studio yang menawarkan foto yang hasilnya
dijamin cantik! Terus, Friendster yang menggila dengan bisa pasang foto,
diberi testimoni dari teman- teman plus diajak kenalan sana-sini. Ada juga
blogger supaya bisa cerita soal keseharian kita. Belum lagi album foto
online gratisan untuk pamer pose. Lalu HP berkamera yang makin banyak.
Kamera digital pun semakin menjamur. Semuanya memanjakan diri kita,
memberikan wadah pameran fisik, dan membuat kita semakin bebas mengeluarkan
sisi narsis kita.

Tanda-tanda narsis
Sebenarnya tiap orang punya kecenderungan narsis. Tapi, kadarnya itulah yang
berbeda-beda. “Narsis sudah menjadi gangguan kepribadian kalau sudah
mengganggu kehidupan kita sehari-hari,” jelas Bu Yati.

Ada beberapa tanda narsis dari Diagnostics and Statistics Manual, Fourth
Edition- Text Revision (2000) yang harus kita waspadai untuk tahu apakah
kita mengidap narsis atau tidak.

Orang narsis merasa dirinya sangat penting dan ingin sekali dikenal oleh
orang lain karena kelebihannya. Ini yang terjadi pada Dion (16), siswa Kelas
II SMA swasta di Jakarta Pusat. “Kalau orang lain selalu merhatiin kita,
selalu mengagumi kita, berarti kita lebih segala-galanya dari mereka. Dan
gue pengin semua orang bersikap gitu sama gue. Gue pengin membuktikan sama
diri gue sendiri kalau gue memang punya banyak kelebihan dibandingin orang
lain!”

Pengidap narsis juga yakin kalau dirinya unik dan istimewa. Pokoknya tidak
ada yang bisa menyamai dirinya. Sisi sering dianggap teman- temannya suka
memuji-muji diri sendiri. Cewek berbadan bongsor ini mengakui hal ini dan
dia berdalih, “Kadang- kadang aku memang suka mencontohkan diriku ke
teman-teman. Misalnya lagi ngomongin soal dandanan, aku bilang, ‘Nih kayak
gue gini rapinya!’ Jadi, bukan sengaja muji-muji diri sendiri, cuma ngasih
contoh yang benar saja.” Iya deeeh.

Gejala lain, mereka selalu ingin dipuji dan diperhatikan. Mereka kurang
sensitif terhadap kebutuhan orang lain karena yang ada dalam pikirannya cuma
diri sendiri. Ditambah lagi, adanya rasa percaya orang lain itu berpikiran
sama dengan dirinya. Orang narsis juga sensitif sekali kalau dikritik.
Kritikan kecil bisa berarti sangat besar buat mereka.

“Gue paling benci yang kayak gitu (dikritik). Apalagi kalau nyela dan
ngeritiknya di depan orang lain! Emang dia siapa nyela-nyela dan ngeritik
gue? Mungkin iya gue punya kekurangan, tapi kan enggak mesti diomongin. Biar
saja gue nyadar sendiri!” ujar Dion yang waktu diwawancara lagi bergaya ala
J-Pop.

Terlepas dari tanda-tanda secara ilmiah tadi, gejala yang paling jelas
adalah para narsis suka sekali bercermin! Pokoknya tidak bisa lihat kaca
nganggur! Sisi mengaku tiap 10 menit sekali dia mesti bercermin untuk
memastikan penampilannya. Sedangkan Dion bilang selalu membawa kaca dan
sisir di kantongnya sejak SD!

Lalu dalam kasus foto seronok tadi, apakah orang narsis juga seseorang yang
eksibisionis alias suka memamerkan tubuhnya? Well, kedua istilah ini
ternyata berbeda. Dalam bahasa sehari-hari kita memang sering memakai kata
eksibisionis ketika melihat seseorang memamerkan tubuhnya. Padahal, maknanya
jauh lebih dalam. “Eksibisionis itu gangguan seksual ketika seseorang
mempertontonkan genital-nya ke orang lain dan mendapatkan kepuasan dari
melihat ekspresi orang yang melihatnya,” jelas Bu Yati yang dosen sekaligus
dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Orang eksibisionis akan makin senang kalau korbannya ketakutan atau
terangsang melihat dia. “Ia tidak mempertontonkan alat kelaminnya karena dia
bangga. Dia lebih terfokus pada reaksi korban. Beda dengan narsis yang
mempertontonkan kelaminnya karena bangga,” sambung Bu Yati.

Narsis vs PD
Mencintai diri sendiri adalah suatu keharusan. Kalau ini tidak dilakukan,
bagaimana kita bisa PD? Tapi kalau berlebih juga tidak sehat karena ujungnya
kita bisa narsis. Terus, apa batasannya PD yang masih sehat?

Goleman dalam Abnormal Psychology (Rathus dan Nevid-2000) menjelaskan
perbedaan PD yang normal dan narsisme yang membahayakan. Kita yang PD
menghargai pujian, tetapi tidak menganggap itu sebagai keharusan demi
menjaga self esteem. PD sehat juga tercermin dari keterbukaan terhadap
kritik dan hanya mengalami kekecewaan yang sebentar kalau dikritik. Meskipun
enggak dapat perlakuan istimewa, orang yang PD tetap fine dan tidak kecewa
seperti orang narsis. Kadar PD kita juga sehat ketika kita masih bisa
mengerti dan sensitif pada perasaan orang lain.

Ada cara menjaga PD supaya tidak jadi narsis, yaitu, “Mendengarkan kritik
dari orang lain. Cara terbaik, bercermin ke orang lain. Kalau punya sahabat
dan kita yakin sahabat itu akan kasih pendapat yang sangat netral dan tidak
bias, kita bisa nanya, sebenarnya aku gimana, kekuranganku apa, kelebihanku
apa?” saran Bu Yati. Dari sini kita bisa tahu kualitas apa yang ada di diri
kita. Sadari juga kalau tidak ada manusia yang tidak punya kekurangan.
Kekurangan itu pun tidak usah bikin remaja jadi down, seperti yang biasa
dialami para narsis. Kita justru cari jalan lain untuk menggantinya. Misal,
ikut les lukis kalau ternyata tidak berbakat di bidang jurnalistik.

Orang yang benar-benar PD tidak perlu memamerkan semua kelebihannya. Dia
tahu kualitas dirinya dan tidak bergantung kepada orang lain agar merasa
nyaman. Sebaliknya, orang narsis justru butuh pengakuan orang lain demi
menggenjot rasa PD-nya. Inilah rahasia terbesar orang narsis. Jauh dalam
hati mereka, tersimpan sebuah jiwa yang sangat rapuh dan mereka menutupinya
dengan menekankan betapa hebatnya mereka yang terbukti dari banyaknya pujian
dari orang lain. Seperti tokoh ibu tiri Putri Salju yang selalu bertanya
pada kaca ajaibnya, “Mirror. mirror on the wall. Who’s the fairest of them
all?”

— enda
Visit my blog. Click here
http://enda.goblogmedia.com

32 thoughts on “Narsis atau PD, Nih?”

  1. WADUH… Narsis… Itu selalu ada pada diri manusia.. jangan khan manusia,, hewan pun ada!

    Tetapi itu dia,,, seperti yang loe bilang tadi.. Kadar2 nya aja yg beda.

    Btw, terserah insan nya aja lah,, :-” :)) =))

  2. pengaruh budaya dengan kemajuan teknologi yang kebablasan

    apakah karena agama dan ppkn disekolah yang cuman 2jam tiap minggu

    miskin iman miskin akhlaq

  3. gue setuju klo narsis tuw gak slamanya bener…
    qta memang harus mencintai diri kita sendiri, tapi ya itu tadi..kadarnya jangan terlalu berlebihan..
    yang sempet gue teliti secara langsung ternyata efek dari narsis itu bisa merubah sifat dan sikap seseorang ke arah grafik
    yg semakin menurun (jelek)… semuanya tertutup karena
    jadi terlalu *mencintai* diri sendiri.. ngerasa “gue paling-paling dari semuanya…”
    gak munafik, gue juga punya friendster, but gak lebih dari hanya reunian temen2 semasa kecil gue,
    temen2 kerjaan sewaktu gue kerja di JKT, sodara2 gue, temen2 gue sekarang, pokoknya masih dalam konteks reunian dan gak ada sama sekali unsur narsisnya..
    karena menurut gue friendster pun memang diciptakan untuk
    hal seperti itu, bukan untuk jadi ajang narsis-narsisan..
    kenapa harus haus akan pujian dari orang lain???
    malah yang kita butuhkan dalam hidup ini
    adalah kritikan2 (apalagi kritikan yg membangun),
    memang pada awalnya pasti sakit dan sulit
    utk kita terima kritikan dari orang lain, tapi dari situlah
    kita bisa belajar arti hidup dan belajar dari kesalahan kita dengan cara mengintropeksi diri kita sendiri lewat kritikan tersebut..
    dan ingatlah selalu pada Zat yg Maha Sempurna yaitu Allah SWT…
    mungkin tanpa kita sadari klo kita tuw narsis,
    selama masih ada waktu utk memperbaiki cobalah utk diperbaiki demi kebaikan diri kamu sendiri…!!!

    thx..
    gue mau bgt sharing dong…
    mail gue rai_bellamy@yahoo.com

  4. Kalau menurut gua sih, narsis itu hanyalah definisi yang tidak berarti apa-apa. istilah itu hanya dihembuskan untuk kepentingan tertentu. entah kepentingan orang yang mendefinisikan narsis itu ^_^ ingin memberikan lebel jelek kepada orang yang berbuat sekehendak hatinya tanpa dihantui oleh sekat moral tertentu. apalagi dibantu dengan definisi kedokteran, tambah jeleklah istilah narsis itu.
    istilah narsis kalau terus menerus dihembuskan akan mengkungkung diri kita sendiri untuk bereskpresi………
    so what gitu loh…………

  5. gue baru tau sekarang… ada ungkapan seperti narsis. menurut penjabarannya, gue malah bilang itu norak atau terlalu PD kalo yang keterlaluan kayak (maap) buka BH segala, itu mah gue bilang GILA, SAKIT, ga punya OTAK, ga bisa bergaul.
    mungkin gue munafik, tapi gue bukan narsis!!!! cuma sedikit rapuh, hehehehehehehe

  6. kayaknya sih narsis tuh kbangetan PDnya padahal kan sebatasa PD juga masih ditanyakan? bagaimana mengatasi kelebihan PD tuh kayaknya sih masih mencari untuk kebenaran yang dinamakan narsis? dan apakah narsis itu bisa meranjak sampai tingkat pornografi yang ada mang sih kayaknya di SMA-SMA yang ada nggak diragukan lagi kalau ada aksi foto-foto yang gituan tapi apakah itu termasuk narsis apa bukan karena cuma dia pengen bermain-main yang akhirnya disebarkan keHp-Hp orang lain ,tapi gue jg nggak munafik sebenarnya sih gue juga narsis tapi gue nggak nyadar kalu itu narsis kayaknya sih PD ku biasa-biasa aja but mungkin apa gue yang kehilangan kontrol sampai gak nyadar mungkin gue narsis ya……..hehehehehe

  7. klo menurut aku sih
    narsis tuh….yah gimana orang nanggepin ajah lah
    narsis tuh….menurut aku tuh pedang bermata dua maksudku gini loh misalnya kita bilang kita pinter tapi efeknya malah memotivasi kita untuk menjadi seorang induvidual yang pinter (dan inilah hal yang terjadi terhadap aku dan teman2ku..tapi aku dan teman2kuw cuman bwat bcanda ama motivasi diri ajah…nggak lebih sama sekali nggak ada niat bwat sombongin diri) tapi bisa kita bilang kita pinter ehhhh taw2 malah kepedean karena ngerasa dirinya pinter…yah gituh deh…jadi nanggap remeh pelajaran.
    artinya narsis tuh bakal bermanfaat apabila maksud kita bwat motivasi diri, bcanda, dan have fun tetapi dengan menjunjung tinggi nilai2 norma.
    nah inilah narsis menurut akuh
    akuh bisa dibilang pd skaligus narsis (hehehe! tapi narsisnya nggak ada unsur merugikan kok!)
    dadah

  8. sekali lagi aku ngirim email inih
    bwat bilang aku setuju ma pendapat anto, vian, ardun, dan RayBeLLamyUnpad

    klo yang ampe ngelakuin pornografi itu mah sakit.
    klo menurut aku artikel tentang narsis ini mah (maaf loh! niat aku mah kita saling membangun bwat kepentingan kita bersama) pandangannya sempit..
    artikel nih ada beberapa yang bener tapi banyak banget yang di HIPERBOLA in gituh. coba deh wa2ncara remaja2 yang punya pendirian, latar belakang, dan sifat yang berbeda-beda….yah supaya kreatif dalam memecahkan masalah.

    sekian yah
    dadah

  9. narsis itu perlu coz hidup ini harus penuh dengan warnawarni jng cuma 1 warna doank ga seru narsis itun perlu coz setiap org pengen jadi pusat perhatian org disekitarnya .apalagi anak muda.tapi narsisnya jng kelewatan mas/nba tar org juga sebel ngelian sykap loe yg narsis itu

  10. kalo menurut gw Narcis yang jelas bukan penyakit jiwa (apalagi hewan) huahahaa Narcis yaaaaaa itu…mnghhh terlalu cinta ama dirinya sendiri terlalu bangga ama apa yang ada dalm dirinya and always make theirself comfort. Gitu lo itu yang gw plajari dr Psikologi pendidikan heheheh jadi jauh bgt kaleeeeee ama yang namanye PD. Kayak gini deh gampangnye Pd belom tentu Narcis tapi kalo Narcis bisa amape Kpedean hehhee yakin deh! 😉 eh klo mnurut Dosen gw orang yang narcis tuh suka warna ijo yang norak (hmnghhhh ijo yang norak kya gimane ye??)

  11. eh..eh… aku mao ulangi lge akh comentnya (Coment diatas aku tulis tanpa baca dulu artikelnya :D) Wahhhh kalo ampe kjadiannya parno2an sih itu gawat juga kyknya emang Narcis brlebihan bisa dikategoriin penyakit jiwa hmnghhhhhh Saran buat yang nyadar Narcis berlebih: Segera hubungi dokter jiwa atau psikologi terdekat dirumah anda sebelum akibatnya fatal!)hehehheheh siYa 😉

  12. kl gt,,

    brarti guah…
    memandang diri sndr dgn cr yg berlebihan??
    hix=(

    brarti guah…
    menyombongkan diri sndr??
    hix=(

    brarti guah…
    berharap orang lain memberikan pujian??
    hix=(

    wiyh…
    ga nyangka guah semerana itu…
    but,,hey!!guah stuju ama doni,,
    narsis??SO WHAT GITU LOH??
    he……….,,

  13. gw stuju banget sama yang dibilang di atas.

    untung aja gw gak nyampe narsis, gw masih dalam kadar PD.hehehe:D

    klo bisa jangan sampe narsis deh.

  14. It’s okay to be narcist, to me narcist is passion n spirit, bukti hampir semua tokoh2 besar adalah seorang narsis, Bukti masih ingat dg muhammad ali petinju legendaris itu. Ia selalu mengatakan :” I’m the Greatest” dan itu terbukti ia adalah legenda tinju yang msh hidup smp skrg, donald trump apalagi tiap usaha yang dia bikin selalu ada embel2 TRUMP di belakangnya. Dan msh banyak lagi bukti2 lainnya. So… Narcist is positive, Egoist is negative. apalagi dengan exhibitionist beda banget! Jd jangan salah kaprah bos..

  15. Narsis…?
    gw suka banget tuh…narsis goreng ikan asin yg pedesssss buanget….nyam..nyam..nyam..yummiiiii!
    Idiiih…narsis de lo!

  16. narsis ya narsis…tapi klo mencintai diri sendiri secara berlebihan dan merasa “aku” ini spektakuler, aku punya otak yg paling cemerlang, semua orang selalu terpukau olehku…..eh lama2 bakalan lupa asal deh…hihihi….dan ujung2 nya..dia akan bilang…ga ada yg melebihin gw di alam ini……trussss…jadinya apa dunk?

    mendingan berpijak pada bumi deh jangan terbang tinggi2..ntar ilang arah…..

  17. Pingback: narsis « keblog

Leave a reply to RayBeLLamyUnpadBdg Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.